
KH Cep Herry Syarifuddin, menunjukkan karyanya (kredit foto: FB Cep Harry)
NUKalteng.id, Jawa Barat – Inovasi cara membaca kitab kuning terus bermunculan. Salah satunya berasal dari kader NU dari Pondok Pesantren Sabilurahim yang berada di Cileungsi, Bogor Jawa Barat. Tak tanggung-tanggung, metode ini menjamin tak sampai satu jam alias hanya 50 menit, seseorang dijamin bisa membaca kitab kuning.
Sosok penemu metode tersebut bernama Cep Herry Syarifuddin, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurahim tersebut. Metode ia temukan pertama kali pada tahun 1996, lalu mengalami inovasi hingga tahun 2018 lalu.
“Awalnya dulu tahun 1996 metode membaca kitab kuning membutuhkan waktu 30 jam, tahun 2007 sekitar 17 jam. Namun sejak Tahun 2018 menjadi 50 menit, langsung bisa praktik,” beber KH. Cep Herry Syarifuddin dikutip dari masjiduna.com pada Senin (31/1/2022) lalu.
Syarat menggunakan metode cara cepat membaca kitab kuning yang Cep Herry temukan itu sederhana. Seseorang harus lebih dulu berkemampuan bisa membaca al-Qur’an. Menurut dia, jika telah bisa membaca al-Quran maka dijamin dapat menerapkan metode yang ia temukan itu.
“Nanti saya akan pandu. Tidak sampai satu jam, Insya Allah bisa membaca kitab kuning,” tandasnya meyakinkan.
Alumnus Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat ini menuturkan, metode yang ia temukan pertama kali muncul lantaran melihat sahabatnya yang telah mengkhatamkan kitab Alfiyyah Ibnu Malik hingga enam kali namun masih kesulitan dalam membaca kitab kuning. “Barokahnya orang tidak paham, maka ditemukan metode ini,” tambahnya.
Cep Herry mengaku metode yang ia temukan ini telah dipelajari di 10 Provinsi dan 10 Kabupaten/Kota se-Indonesia. Tak sedikit pondok pesantren, majelis taklim, serta program kaderisasi ulama muda hingga karyawan perkantoran yang telah belajar metode yang ia temukan. “Termasuk karyawan Universitas Indonesia (UI) juga pernah saya ajarkan metode ini,” cetus Cep.
Lalu apa metode cara cepat baca kitab kuning ala Cep Herry Syarifuddin ini? Cep menyebutkan temuannya ini merupakan rangkuman dari apa yang menjadi pokok pembelajaran dalam membaca kitab kuning. Inti dalam teks arab itu tiga poin saja yakni jumlah ismiyah, jumlah fi’liyah (kata kerja) dan tawabi’ (isim yang mengikuti isim sebelumnya).
“Kemudian metode ini saya singkat menjadi Metode Segitiga Sabilurrahim,” urai Cep.
Sejumlah kisah sukses atas metode ini banyak yang bermunculan. Seperti anak usia 7 tahun yang bisa membaca kitab kuning, kakek usia 56 tahun yang dari nol hingga bisa membaca kitab kuning, serta metode ini pula menghantarkan pada juara lomba membaca kitab kuning tingkat nasional.
Bagaimana cara mengikuti metode cara cepat membaca kitab kuning ini? Cep Herry Syarifuddin telah menuliskannya melalui buku “Metode Praktis Memahami Tata Bahasa Arab (Cara Cepat Baca Kitab Kuning Metode Segitiga Sabilurrahim)”.
Buku ini dapat diperoleh melalui platform e-commerce. Selain itu, untuk mengundang langsung Cep Harry Syarifuddin dapat menghubungi WA atau messenger Facebook Cep Herry Syarifuddin. (red)